Sabtu, 29 Oktober 2011

Andrea Hirata penulis novel yang mendunia

Andrea Hirata Seman Said Harun lahir di pulau Belitung 24 Oktober 1982, Andrea Hirata sendiri merupakan anak keempat dari pasangan Seman Said Harunayah dan NA Masturah. Ia dilahirkan di sebuah desa yang termasuk desa miskin dan letaknya yang cukup terpelosok di pulau Belitong. Tinggal di sebuah desa dengan segala keterbatasan memang cukup mempengaruhi pribadi Andrea sedari kecil. Ia mengaku lebih banyak mendapatkan motivasi dari keadaan di sekelilingnya yang banyak memperlihatkan keperihatinan.

Nama Andrea Hirata sebenarnya bukanlah nama pemberian dari kedua orang tuanya. Sejak lahir ia diberi nama Aqil Barraq Badruddin. Merasa tak cocok dengan nama tersebut, Andrea pun menggantinya dengan Wadhud. Akan tetapi, ia masih merasa terbebani dengan nama itu. Alhasil, ia kembali mengganti namanya dengan Andrea Hirata Seman Said Harun sejak ia remaja.

“Andrea diambil dari nama seorang wanita yang nekat bunuh diri bila penyanyi pujaannya, yakni Elvis Presley tidak membalas suratnya,” ungkap Andrea.
Sedangkan Hirata sendiri diambil dari nama kampung dan bukanlah nama orang Jepang seperti anggapan orang sebelumnya. Sejak remaja itulah, pria asli Belitong ini mulai menyandang nama Andrea Hirata. Andrea tumbuh seperti halnya anak-anak kampung lainnya. Dengan segala keterbatasan, Andrea tetap menjadi anak periang yang sesekali berubah menjadi pemikir saat menimba ilmu di sekolah. Selain itu, ia juga kerap memiliki impian dan mimpi-mimpi di masa depannya.

Seperti yang diceritakannya dalam novel Laskar Pelangi, Andrea kecil bersekolah di sebuah sekolah yang kondisi bangunannya sangat mengenaskan dan hampir rubuh. Sekolah yang bernama SD Muhamadiyah tersebut diakui Andrea cukuplah memperihatinkan. Namun karena ketiadaan biaya, ia terpaksa bersekolah di sekolah yang bentuknya lebih mirip sebagai kandang hewan ternak. Kendati harus menimba ilmu di bangunan yang tak nyaman, Andrea tetap memiliki motivasi yang cukup besar untuk belajar. Di sekolah itu pulalah, ia bertemu dengan sahabat-sahabatnya yang dijuluki dengan sebutan Laskar Pelangi.

Di SD Muhamadiyah pula, Andrea bertemu dengan seorang guru yang hingga kini sangat dihormatinya, yakni NA (Nyi Ayu) Muslimah.
“Saya menulis buku Laskar Pelangi untuk Bu Muslimah,” ujar Andrea dengan tegas kepada Realita.
Kegigihan Bu Muslimah untuk mengajar siswa yang hanya berjumlah tak lebih dari 11 orang itu ternyata sangat berarti besar bagi kehidupan Andrea. Perubahan dalam kehidupan Andrea, diakuinya tak lain karena motivasi dan hasil didikan Bu Muslimah. Sebenarnya di Pulau Belitong ada sekolah lain yang dikelola oleh PN Timah. Namun, Andrea tak berhak untuk bersekolah di sekolah tersebut karena status ayahnya yang masih menyandang pegawai rendahan. “Novel yang saya tulis merupakan memoar tentang masa kecil saya, yang membentuk saya hingga menjadi seperti sekarang,” tutur Andrea yang memberikan royalti novelnya kepada perpustakaan sebuah sekolah miskin ini.

Tentang sosok Muslimah, Andrea menganggapnya sebagai seorang yang sangat menginspirasi hidupnya. “
Perjuangan kami untuk mempertahankan sekolah yang hampir rubuh sangat berkesan dalam perjalanan hidup saya,” ujar Andrea.
Berkat Bu Muslimah, Andrea mendapatkan dorongan yang membuatnya mampu menempuh jarak 30 km dari rumah ke sekolah untuk menimba ilmu. Tak heran, ia sangat mengagumi sosok Bu Muslimah sebagai salah satu inspirator dalam hidupnya. Menjadi seorang penulis pun diakui Andrea karena sosok Bu Muslimah. Sejak kelas 3 SD, Andrea telah membulatkan niat untuk menjadi penulis yang menggambarkan perjuangan Bu Muslimah sebagai seorang guru. “Kalau saya besar nanti, saya akan menulis tentang Bu Muslimah,” ungkap penggemar penyanyi Anggun ini. Sejak saat itu, Andrea tak pernah berhenti mencoret-coret kertas untuk belajar menulis cerita.

Andrea Hirata, Biografi, novelis, penulis
Setelah menyelesaikan pendidikan di kampung halamannya, Andrea lantas memberanikan diri untuk merantau ke Jakarta selepas lulus SMA. Kala itu, keinginannya untuk menggapai cita-cita sebagai seorang penulis dan melanjutkan ke bangku kuliah menjadi dorongan terbesar untuk hijrah ke Jakarta. Saat berada di kapal laut, Andrea mendapatkan saran dari sang nahkoda untuk tinggal di daerah Ciputat karena masih belum ramai ketimbang di pusat kota Jakarta. Dengan berbekal saran tersebut, ia pun menumpang sebuah bus agar sampai di daerah Ciputat. Namun, supir bus ternyata malah mengantarkan dirinya ke Bogor. Kepalang tanggung, Andrea lantas memulai kehidupan barunya di kota hujan tersebut.

Beruntung bagi dirinya, Andrea mampu memperoleh pekerjaan sebagai penyortir surat di kantor pos Bogor. Atas dasar usaha kerasnya, Andrea berhasil melanjutkan pendidikannya di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Merasakan bangku kuliah merupakan salah satu cita-citanya sejak ia berangkat dari Belitong. Setelah menamatkan dan memperoleh gelar sarjana, Andrea juga mampu mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan S2 Economic Theory di Universite de Paris, Sorbonne, Perancis dan Sheffield Hallam University, Inggris.

Berkat otaknya yang cemerlang, Andrea lulus dengan status cum laude dan mampu meraih gelar Master Uni Eropa. Sekembalinya ke tanah air, Andrea bekerja di PT Telkom tepatnya sejak tahun 1997. Mulailah ia bekerja sebagai seorang karyawan Telkom. Kini, Andrea masih aktif sebagai seorang instruktur di perusahaan telekomunikasi tersebut. Selama bekerja, niatnya menjadi seorang penulis masih terpendam dalam hatinya. Niat untuk menulis semakin menggelora setelah ia menjadi seorang relawan di Aceh untuk para korban tsunami. “Waktu itu saya melihat kehancuran akibat tsunami, termasuk kehancuran sekolah-sekolah di Aceh,” kenang pria yang tak memiliki latarbelakang sastra ini.

Kondisi sekolah-sekolah yang telah hancur lebur lantas mengingatkannya terhadap masa lalu SD Muhamadiyah yang juga hampir rubuh meski bukan karena bencana alam. Ingatan terhadap sosok Bu Muslimah pun kembali membayangi pikirannya. Sekembalinya dari Aceh, Andrea pun memantapkan diri untuk menulis tentang pengalaman masa lalunya di SD Muhamadiyah dan sosok Bu Muslimah. “Saya mengerjakannya hanya selama tiga minggu,” aku pria yang berulang tahun pada 24 Oktober ini.

Naskah setebal 700 halaman itu lantas digandakan menjadi 11 buah. Satu kopi naskah tersebut dikirimkan kepada Bu Muslimah yang kala itu tengah sakit. Sedangkan sisanya dikirimkan kepada sahabat-sahabatnya dalam Laskar Pelangi. Tak sengaja, naskah yang berada dalam laptop Andrea dibaca oleh salah satu rekannya yang kemudian mengirimkan ke penerbit.

Bak gayung bersambut, penerbit pun tertarik untuk menerbitkan dan menjualnya ke pasar. Tepatnya pada Desember 2005, buku Laskar Pelangi diluncurkan ke pasar secara resmi. Dalam waktu singkat, Laskar Pelangi menjadi bahan pembicaraan para penggemar karya sastra khususnya novel. Dalam waktu seminggu, novel perdana Andrea tersebut sudah mampu dicetak ulang. Bahkan dalam kurun waktu setahun setelah peluncuran, Laskar Pelangi mampu terjual sebanyak 200 ribu sehingga termasuk dalam best seller. Hingga saat ini, Laskar Pelangi mampu terjual lebih dari satu juta eksemplar.

Penjualan Laskar Pelangi semakin merangkak naik setelah Andrea muncul dalam salah satu acara televisi. Bahkan penjualannya mencapai 20 ribu dalam sehari. Sungguh merupakan suatu prestasi tersendiri bagi Andrea, terlebih lagi ia masih tergolong baru sebagai seorang penulis novel. Padahal Andrea sendiri mengaku sangatlah jarang membaca novel sebelum menulis Laskar Pelangi. Sukses dengan Laskar Pelangi, Andrea kemudian kembali meluncurkan buku kedua, Sang Pemimpi yang terbit pada Juli 2006 dan dilanjutkan dengan buku ketiganya, Edensor pada Agustus 2007. Selain meraih kesuksesan dalam tingkat penjualan, Andrea juga meraih penghargaan sastra Khatulistiwa Literary Award (KLA) pada tahun 2007.

Andrea Hirata, Biografi, novelis, penulis
Lebaran di Belitong. Kini, Andrea sangat disibukkan dengan kegiatannya menulis dan menjadi pembicara dalam berbagai acara yang menyangkut dunia sastra. Penghasilannya pun sudah termasuk paling tinggi sebagai seorang penulis. Namun demikian, beberapa pihak sempat meragukan isi dari novel Laskar Pelangi yang dianggap terlalu berlebihan. “Ini kan novel, jadi wajar seandainya ada cerita yang sedikit digubah,” ungkap Andrea yang memiliki impian tinggal di Kye Gompa, desa tertinggi di dunia yang terletak di pegunungan Himalaya. Kesuksesannya sebagai seorang penulis tentunya membuat Andrea bangga dan bahagia atas hasil kerja kerasnya selama ini.

Meski disibukkan dengan kegiatannya yang cukup menyita waktu, Andrea masih tetap mampu meluangkan waktu untuk mudik di saat Lebaran lalu. Bahkan bagi Andrea, mudik ke Belitong di saat Lebaran adalah wajib hukumnya. “Orang tua saya sudah sepuh, jadi setiap Lebaran saya harus pulang,” ujar Andrea dengan tegas. Di Belitong, Andrea melakukan rutinitas bersilaturahmi dengan orang tua dan kerabat lainnya sembari memakan kue rimpak, kue khas Melayu yang selalu hadir pada saat Lebaran. Kendati perjalanan ke Belitong tidaklah mudah, karena pilihan transportasi yang terbatas, Andrea tetap saja harus mudik setiap Lebaran tiba. Terlebih lagi, bila ia tak kebagian tiket pesawat ke Bandara Tanjung Pandan, Pulau Belitong, maka mau tak mau Andrea harus menempuh 18 jam perjalanan dengan menggunakan kapal laut.

Perasaan bangga dan bahagia semakin dirasakan Andrea tatkala Laskar Pelangi diangkat menjadi film layar lebar oleh Mira Lesmana dan Riri Riza. “Saya percaya dengan kemampuan mereka,” ujarnya tegas. Apalagi, film Laskar Pelangi juga sempat ditonton oleh orang nomor satu di negeri ini, Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu. “
Kini Laskar Pelangi memiliki artikulasi yang lebih luas daripada sebuah buku. Nilai-nilai dalam Laskar Pelangi menjadi lebih luas,” tutur Andrea
Menjadi seorang penulis novel terkenal mungkin tak pernah ada dalam pikiran Andrea Hirata sejak masih kanak-kanak. Berjuang untuk meraih pendidikan tinggi saja, dirasa sulit kala itu. Namun, seiring dengan perjuangan dan kerja keras tanpa henti, Andrea mampu meraih sukses sebagai penulis memoar kisah masa kecilnya yang penuh dengan keperihatinan.

http://kolom-biografi.blogspot.com/2011/10/biografi-andrea-hirata-penulis-novel.html

Seorang pemanjat tebing yang berkaki satu yaitu Muhammad Sabar

Kisah Sabar, Pria Yang Bertekad Taklukkan Puncak Tertinggi Eropa dengan Satu Kaki

Percaya Diri, karena Sudah Mahir Mendaki Gunung dan Memanjat Mall
Kekurangan fisik yang dialami Sabar tak menghalangi dirinya untuk menjadi atlet pemanjat yang diperhitungkan. Meski dengan satu kaki, dia bertekad menaklukkan Gunung Elbrus, puncak tertinggi di Eropa. Sabar mentargetkan, niat tersebut bisa terwujud tepat pada hari kemerdekaan RI bulan ini.

SALAM KOMANDO - Pendaki gunung tunadaksa, Muhammad Sabar (dua dari kiri) saat diterima Ketua DPR RI, Marzuki Ali di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Senin (1/8).
Mendaki gunung adalah hobi Sabar sejak duduk di bangku SMA. Motivasinya, dia ingin mengalahkan diri sendiri melalui pendakian yang dilakukan itu.
Sayangnya, pada 1990, dia mengalami kecelakaan. Kaki kanannya harus diamputasi setelah dilindas kereta api. “Saya jatuh waktu itu,” cerita Sabar setelah menemui Ketua DPR Marzuki Alie di Gedung Nusantara III DPR, Jakarta, Senin lalu (1/8).
Kecelakaan tersebut terjadi di Karawang. Ketika itu, Sabar sedang dalam perjalanan pulang ke Solo seusai bertemu temannya di Jakarta. Nahas memang, kecelakaan itu membuat kaki kanan Sabar harus diamputasi.
“Saya sendiri yang minta diamputasi karena saya lihat sudah tidak mungkin diperbaiki,” ungkapnya. Butuh 40 hari bagi Sabar untuk pulih dari luka tersebut.
Kecelakaan itu ternyata berdampak buruk terhadap prestasinya di sekolah. Sabar yang ketika kecelakaan tersebut terjadi duduk di bangku kelas III SMA Wolter Monginsidi di Solo (saat ini sudah ditutup, Red) ternyata gagal dalam ujian nasional.
Niat untuk mengulang di SMA lain ternyata juga gagal. Sabar tidak diterima di sejumlah SMA yang dilamar. Dia sempat putus asa kala itu. Praktis, sehari-hari, dirinya hanya bisa berdiam diri di rumahnya di kawasan Jebres, dekat Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Solo.
“Banyak teman kampung yang tidak menyapa saya. Rata-rata, mereka pakewuh (sungkan, Red) kalau saya nanti tersinggung,” kisahnya.
Meski “dijauhi” teman kampung, Sabar beruntung karena kenal dengan sejumlah mahasiswa UNS yang kos di dekat rumahnya. Dari situlah keinginannya melanjutkan hobi mendaki gunung muncul kembali.
Beberapa kali teman-teman mahasiswa Sabar mengajak naik gunung. “Setahun kemudian (1991, Red), saya mulai mendaki lagi,” ujarnya.
Gunung pertama yang ditaklukkan Sabar dengan satu kaki adalah Semeru. Sabar ketika itu harus rela menjual korek api Zippo kesayangannya untuk biaya ke sana. Tantangan yang dihadapi Sabar sangat sulit. Tidak mudah baginya untuk mendaki gunung dengan kekurangan fisik yang dialaminya. “Resepnya, ya harus sabar, Mas,” ujarnya lantas tersenyum.
Menurut dia, butuh waktu ekstra bagi orang dengan kekurangan fisik dalam mendaki gunung. Dia menyebut, jika seorang pendaki dengan fisik normal sudah berjalan tiga langkah, dia baru melakukan satu langkah. “Kalau perjalanan dua jam, saya mungkin harus tiga jam, sehingga mereka yang harus menyesuaikan,” kata Sabar.
Jika sebagai pendaki kemampuan Sabar terbatasi oleh fisik, tidak baginya dalam dunia panjat tebing. Sabar sudah menjadi pemanjat terbaik dengan meraih medali emas dalam kejuaraan panjat dinding di Incheon, Korea Selatan, 2009. Keterampilan Sabar sebagai pemanjat terasah karena hobinya yang cenderung ingin menaklukkan gunung dengan tipe panjat. “Di Citatah, Parang, itu tempat latihan saya,” kata pria 43 tahun itu.
Kemampuannya sebagai atlet panjat tercium sejak 1996. Sabar direkomendasikan salah seorang temannya untuk mengikuti ekshibisi Pekan Olahraga Nasional (PON) di Jakarta. Sabar mengejutkan sejumlah panitia karena kemampuan panjatnya yang mirip dengan atlet panjat normal.
Dengan papan panjat setinggi 12 meter, Sabar mampu menaklukkannya dalam waktu sembilan detik. Panitia PON terkejut ketika itu. Mereka mengira Sabar baru bisa mencapai puncak dalam hitungan menit. “Sejak saat itulah, Mas, saya mulai diajak ikut even-even,” ujarnya.
Karir sebagai atlet panjat tunadaksa pun dirintis. Namun, hal itu ternyata bukan menjadi profesi utama Sabar. Pekerjaan Sabar juga tidak jauh dari tempat tinggi dan panjat-memanjat. Dalam setiap kesempatan, Sabar sering diminta membersihkan gedung-gedung tinggi di sekitar Solo. “Solo Grand Mall, Paragon, biasanya saya yang bersihkan,” kata Sabar.
Biasanya, para pembersih gedung tinggi itu menggunakan gondola untuk membersihkan gedung tersebut. Gondola itu bisa naik atau turun sesuai dengan keinginan operator. Namun, Sabar tidak menggunakan alat tersebut. “Saya pakainya high rope. Itu lebih cocok buat saya,” ujarnya. Sabar juga sering dimintai bantuan dalam instalasi flying fox di sejumlah wahana hiburan alam.
Selain sebagai tukang bersih-bersih, Sabar kerap diminta perusahaan tertentu untuk menjadi motivator. Biasanya, perusahaan itu menyewa dia untuk memberikan motivasi kepada karyawan dalam setiap periode. “Kami ajak ke hutan, ajak outbond, mereka yang biasanya suka kantoran itu kan stres Mas. Setelah itu sehat lagi,” ujarnya sambil tersenyum.
Pertemuan dengan sang istri, Leni Indria, juga berawal dari kegiatan panjat. Ketika itu, Sabar menjadi pemandu untuk pemanjat menuruni Gua Sapen di daerah Pracimantoro. Leni adalah pemanjat pemula. Sabar- lah yang membantu Leni untuk memanjat turun sekaligus menjemputnya saat naik. “Cinta bersemi di dalam gua,” ujarnya sambil terkekeh.
Keduanya menikah pada 2000 dan dikaruniai satu anak yang kini berusia 9 tahun. “Sekarang sudah kelas 4 SD,” ujar bapak Novalia itu.
Menghadapi pendakiannya di Elbrus nanti, Sabar mengaku sudah mempersiapkan diri sejak enam bulan lalu. Bukan hanya memanjat, Sabar juga mulai berlatih pendakian di sejumlah gunung. Beberapa gunung seperti Merbabu dan Gede Pangrango menjadi tujuannya berlatih.
Sabar mengaku, adaptasi yang paling sulit nanti adalah terkait suhu. Namun, dia mengatakan sudah siap. Di Gunung Suryakencana saja, Sabar bisa beradaptasi pada suhu minus lima derajat Celcius. “Nanti pasti lebih dingin. Tapi, paling tidak, itu bisa sebagai adaptasi,” ujar pria yang mengaku belum pernah tersesat selama mendaki gunung itu.Jika tidak di gunung, latihan yang dilakukan Sabar adalah menggunakan sepeda. Dengan keterbatasan fisiknya, latihan dengan sepeda bisa efektif demi melatih stamina dan otot kaki. “Kalau sudah di Jakarta begini, paling, bisanya latihan sepeda itu,” ujarnya.
Pendakian itu dimulai pada 8 Agustus mendatang. Sabar tidak sendiri. Dia akan didampingi tujuh pendaki profesional lain asal Indonesia. Di Elbrus nanti, tim yang dinamai ekspedisi merdeka tersebut akan dipandu seorang pendaki asal Rusia. “Yang penting, mohon doanya saja, semoga sukses,” ujarnya.
Jika Gunung Elbrus berhasil ditaklukkan, ekspedisi merdeka itu akan berlanjut untuk menaklukkan Gunung Kilimanjaro di Benua Afrika pada peringatan Sumpah Pemuda nanti. (kum)



http://radarsukabumi.com/?p=11609

Kisah Selebriti Adul



Adul yang memiliki nama lengkap Abdul Latief merupakan putra Betawi asli, besar di pinggiran ibu kota di kawasan Cilandak. Adul memang terlahir dengan bentuk fisik yang kurang berkembang karena memang keturunan dan juga sewaktu ibu Adul hamil, ibunya sangat suka dengan Unyil, mungkin ini juga yang menimbulkan persepsi Adul mirip dengan Unyil.

Adul tidak menamatkan jenjang pendidikannya di STM karena terlibat tawuran yang menimbulkan trauma bagi Adul dimana teman satu sekolahnya dibunuh di depan mata Adul sendiri, sehingga Adul takut untuk sekolah.

Terlahir dari keluarga yang memang tergolong sederhana, akhirnya Adul meneruskan kegiatan sehari-harinya dengan bekerja serabutan, kadang jadi tukang cuci piring, tukang parkir, jual petasan dan lain sebagainya. Apapun pekerjaan, asal dapat uang, dilakoni oleh Adul.

Nasib baik menghampiri Adul, pertama kali tampil di film independent yang merupakan garapan dari Dennis yang merupakan tetangganya sendiri. Dari situlah Adul mulai tertarik ke dunia entertainment. Casting demi casting dijalaninya dan akhirnya mendapatkan kontrak di Ngelenong Nyok. Sampai saat ini nama Adul terus berkibar namun tidak merubah sikap Adul yang tetap pemalu, suka guyon dan down to earth.

Perjalanan hidup Adul, yang penuh dengan perjuangan, dapat disaksikan hanya di Program Kisah Selebriti TRANS7, Hari Sabtu (16/6) pukul 09.00 WIB.


http://www.citraku.com/news.php?id=1310&topik=18&idsub=49

Perjuangan hidup Ucok Baba



Ucok Baba
Dari Wikipedi
(Dialihkan dari Usnan Batubara)Ucok Baba

Nama lahir Usnan Batubara
Lahir 10 Mei 1971 (umur 37)
Indonesia
Pekerjaan aktor, presenter, pelawak
Tahun aktif 1993 - sekarang


Usnan Batubara (lahir di Medan, Sumatera Utara, 10 Mei 1971; umur 37 tahun) adalah aktor, presenter, dan pelawak Indonesia yang dikenal luas masyarakat dengan nama Ucok Baba. Ucok Baba adalah sedikit dari aktor dan pelawak yang bertubuh kecil (tinggi 91 cm) yang sangat dikenal masyarakat.


Karier

Lahir sebagai anak ketujuh dari sembilan bersaudara pasangan alm. Mahad Batubara dan Zakiah Lubis, Ucok menghabiskan masa kecilnya hingga SMA di Medan. Setelah lulus SMA, Ucok ingin melanjutkan kuliah, namun orang tuanya yang bekerja sebagai petani tak mampu membiayai. Sempat menganggur, akhirnya Ucok mengadu nasib ke Jakarta di tahun 1990.

Nasib baik menghampiri saat Ucok bertemu dengan salah satu staf Soraya Film di tempat fotokopi. Dia ditawari main film Bagi-bagi Dong bersama Warkop. Selain bermain film, Ucok juga kerap menjadi badut di beberapa acara hiburan. Nama Ucok mulai melejit kala membawakan acara World Cup di RCTI bersama Dik Doank tahun 2002.


Kehidupan pribadi dan sosial


Ucok menikah dengan Rina Angelina pada tahun 1997. Pernikahan Ucok dengan Rina yang saat itu baru berusia 22 tahun sempat ditentang oleh orang tua Rina. Namun akhirnya mereka merestui. Dari pernikahan ini lahir Ahmad Usriano Batubara dan Septi Aulia yang keduanya tak memiliki masalah dengan tinggi badan.

Tahun 2000, Ucok bersama teman-temannya yang sama-sama bertubuh kecil, Asep Rahman, Dani Acil, dan Kasmui mendirikan Unique Entertainment yang menaungi orang-orang bertubuh kecil. Perkumpulan ini bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan diri dan memupuk rasa percaya diri anggotanya.


http://forum.meremmelek.net/showthread.php?30894-Biografi-Ucok-Baba

Kamis, 27 Oktober 2011

Impian dan harapan Oscar Pistorius Yang Jadi Kenyataan



TEMPO Interaktif, Daegu - Impian dan harapan Oscar Pistorius akhirnya menjadi kenyataan. Pelari Afrika Selatan yang kedua kakinya diamputasi itu akan berkompetisi melawan para atlet berkaki normal pada kejuaraan atletik dunia di Daegu, Korea Selatan, pada akhir pekan ini.

Sudah lama Pistorius berharap dan berlatih giat untuk kesempatan yang akan menjadikannya atlet tanpa kaki pertama yang mengikuti kompetisi tersebut. "Saya telah lama mengimpikan bertanding dalam sebuah kejuaraan besar dan ini adalah momen yang amat membanggakan dalam kehidupan saya," kata Pistorius.

Pistorius, jawara Paralympic Athletics World Championships empat kali, akan berlomba dalam nomor lari 400 meter dan estafet 4 x 400 meter melawan para atlet normal yang memiliki sepasang kaki, sedangkan dia menggunakan prosthesis, berupa dua bilah karbon komposit.

"Ini adalah sebuah kehormatan untuk mewakili negara kami pada ajang yang sangat prestisius dan saya harap bisa mengerahkan seluruh kemampuan saya untuk Afrika Selatan," ucapnya.

Bulan lalu, atlet berusia 24 tahun yang dijuluki Blade Runner itu lolos dari standar kualifikasi ketika dia mencatatkan waktu 45,07 detik di Lignano, Italia. "Ajang ini akan menjadi event kejuaraan untuk atlet normal paling bergengsi yang pernah saya ikuti dan saya akan menghadapi atlet paling unggul dari seluruh planet ini," kata Pistorius. "Jika saya mampu melampaui pertarungan ini, saya bahagia sekali."

Terbukanya jalan bagi Pistorius untuk bertanding dalam kejuaraan dunia ini mungkin juga akan membawanya ke turnamen yang lebih tinggi, yakni Olimpiade London 2012. Atlet yang kedua kakinya diamputasi itu tidak pernah menganggap dirinya cacat dan bertekad untuk berlomba pada kejuaraan atletik dunia atau Olimpiade bersama atlet normal lain.

Meski begitu, jalan Pistorius untuk menjadi anggota tim Afrika Selatan dalam kejuaraan dunia di Daegu pada 27 Agustus mendatang tidaklah mudah. Jalannya menuju London mungkin akan jauh lebih sulit.

Terlahir tanpa memiliki fibula, tulang panjang tipis yang menghubungkan lutut dengan pergelangan kaki, Pistorius mengandalkan tungkai buatan dari serat karbon untuk mendorongnya melaju di lintasan dengan kecepatan yang menyamai para pelari top dunia.

Kaki buatannya yang kuat dan lentur bagaikan kaki cheetah itu membuat keikutsertaan Pistorius dalam kompetisi atlet normal menjadi perdebatan. Apakah kaki berteknologi tinggi tersebut memberi keuntungan yang tidak adil?

Pada 2008, International Association of Athletics Federations (IAAF) beranggapan kaki prosthesis itu membantu Pistorius berlari dengan lebih efisien ketimbang kaki normal. Federasi itu menetapkan bahwa Pistorius tak layak ikut kompetisi dunia. Tapi Pistorius mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga dan menang pada Mei 2008.

Meski demikian, pengadilan itu tidak menyampaikan jawaban pasti atas pertanyaan apakah Pistorius memang dapat berlari cepat secara alami atau hanya cepat karena kaki prosthesis-nya. Pengadilan hanya mengatakan IAAF tak bisa membuktikan bahwa kaki Cheetah Flex Foot buatan Ossur itu memberi keuntungan atau merugikan secara keseluruhan.

"Di antara para ilmuwan juga muncul ketidaksepahaman, tapi saya merasa kesimpulan bahwa dia jauh lebih cepat dengan kaki buatan tersebut ketimbang orang yang tidak mengenakannya itu terlalu dipaksakan," kata Peter Weyand, dosen fisiologi terapan dan biomekanika di Southern Methodist University. Weyand adalah satu dari tujuh ilmuwan yang melakukan tes fisiologi dan biomekanika terhadap Pistorius di Rice University pada 2008.

Weyand dan Matthew Bundle, dosen University of Montana, mengatakan kaki artifisial itu memberi keuntungan hampir 12 detik bagi Pistorius dalam lari 400 meter karena kakinya dua kali lebih ringan dibanding tungkai pelari dengan kaki alami.

Aimee Mullins, mantan atlet Divisi di Georgetown yang kedua kakinya juga diamputasi dan mengenakan kaki prosthesis bermerek sama dengan Pistorius, mengatakan gagasan bahwa kecepatan Pistorius murni berasal dari teknologi itu tidak masuk akal. Dia tidak sependapat dengan kesimpulan Weyand dan Bundle karena meski atlet seperti Pistorius mempunyai kaki lebih ringan, kaki itu tidak menghasilkan tenaga sebesar kaki alami.

"Orang yang kakinya diamputasi tetap mengalami kekurangan," katanya. "Apa yang mereka katakan itu seperti bila Anda mengamputasi kaki Michael Johnson, dia akan bisa berlari 400 meter dalam 30 detik." Michael Johnson adalah pemegang rekor dunia untuk lari 400 meter dengan catatan waktu 43,18 detik.

Prestasi Pistorius sebenarnya adalah buah kerja kerasnya selama bertahun-tahun. Meski diperbolehkan untuk berlari oleh IAAF pada 2008, Pistorius gagal dalam babak kualifikasi untuk mengikuti Olimpiade Beijing 2008 dan kejuaraan dunia 2009.

Setelah kecelakaan kapal pada 2009 yang mematahkan rahang dan menghancurkan tulang pipinya serta membuat Pistorius harus mengalami 170 jahitan, dia justru berlatih lebih keras daripada sebelumnya.

Di Italia, Pistorius memperbaiki catatan waktu terbaiknya dalam lari 400 meter dari 45,61 detik menjadi 45.07 detik, serta membuatnya lolos kualifikasi kejuaraan dunia dan Olimpiade.

Meski demikian, untuk maju dalam Olimpiade 2012, dia harus bisa mencapai catatan waktu itu kembali pada tahun depan. "Tekanannya lebih berat," kata Peet van Zyl, agennya.


http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10251479

Perjuangan Grup Band ST12 untuk mencapai impiannya



satu lagi grup band asal kota kembang Bandung menyemarakan belantika musik Indonesia. ST12, grup yang terdiri dari 4 personil, Pepep (Drum), Iman Rush (Guitar), Pepeng (Guitar), dan Charly Van Houtten (Vokalis) ini dibentuk sejak Januari 2005 lalu.

Grup yang bermimpi untuk menjadi band papan atas itu mengusung jenis musik pop alternatif. "Kami menganggap jenis musik ini akan lebih mudah didengar, easy listening. Dan pendengar pun tampaknya lebih memilih untuk mendengarkan lagu-lagu seperti itu," ungkap Pepep mewakili teman-temannya.

Untuk menambah kualitas pada album perdana yang berjudul Aku Tak Sanggup Lagi, mereka melibatkan musisi Indra Utopia sebagai pengisi bass dan kang Iman GAIA untuk mengisi keyboard.

Awalnya grup band ini diprakarsai oleh Pepep dan Iman Rush. Pepep yang sebelumnya pernah tergabung dalam Oliv Band mengajak Pepeng, temannya yang sama-sama pernah tergabung dalam grup Oliv Band.

Ternyata jalan mereka tetap tidak semulus seperti yang dibayangkan. Ketiga pria ini merasa kesulitan untuk mendapatkan seorang vokalis yang memiliki kriteria suara yang sesuai dengan keinginan mereka. Maka sebuah audisi pun dilakukan. Saat audisi, ketiganya dipertemukan dengan Carly Van Houtten. "Charly memiliki karakter suara yang bagus dan cukup kuat. Selain itu dia memiliki latar belakang sebagai pengajar vokal. Jadi, tampaknya tidak sulit bagi dia untuk membawakan lagu saat audisi berlangsung," papar Pepep.

Tidak berbeda dengan grup-grup band yang sedang naik daun sekarang ini, lagu-lagu mereka pun kebanyakan bertema tentang cinta. "Cinta sifatnya lebih fleksibel. Lebih universal. Bisa dinikmati oleh siapa saja, muda dan tua. Dan tema-tema seperti inilah yang akan terus laku di pasaran," tambah Pepep.

Nama ST12 sendiri diambil dari nama jalan, Stasiun Timur No 12, yang merupakan lokasi studio tempat mereka kumpul. Di studio tersebutlah, keempat orang pemuda ini kerap kali berkumpul dan mengasah kemampuan mereka dalam bermusik. "Studio ini memang sering dijadikan tempat mangkal oleh teman-teman musisi lain, baik yang yunior, maupun senior di Bandung," jelas Pepep mengenai sejarah berdirinya ST12.


http://st12bylulud.blogspot.com/2008/10/sejarah-st-12.html

Nick Remaja yang pantang Menyerah

Apakah anda menemukan dalam keseharian yang terlewatkan dihadapkan pada persoalan yang membuat hidup anda menjadi tidak semangat? merasa dunia ini tidak adil, kenapa kebahagiaan tidak berpihak kepada anda, atau sejuta pertanyaan yang bersumber dari perasaan mengeluh anda? kita selalu menemukan kejenuhan, kehilangan semangat, bahkan hampir putus asa menghadapi persoalan yang silih berganti, tanpa ada batas yang jelas kapan akan berakhir. Keluhan kita sebenarnya sebagai manusia, adalah hal yang wajar, ia menjadi tidak wajar kalau mengeluh kita terus menerus tanpa ada perubhan yang jelas. Cobalah kita belajar dari keadaan orang lain, bisa jadi selama ini kita selalu menengadakan pandangan ke atas, jarang melihat ke bawah. Sebenarnya kalau kita mau jujur, seharusnya yang jauh lebih mengembangkan potensi kita, manakala kita bisa selalu bersyukur atau berpikir positif.
Kali ini Sekolnet (Sekolah Internet) akan berbagi tentang kisah anak manusia yang terlahir dalam keadaaan yang relatif kekurangan. Ia dilahirkan tanpa memiliki kedua tangan dan kedua kaki layaknya kita yang dilahirkan dalam keadaan tercukupkan oleh kedua alat tersebut.
Terlahir sebagai seorang cacat dengan banyak kekurangan, ternyata tidak menghalangi seorang Nick Vujicic untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitarnya. Sempat depresi dan ingin bunuh diri diusia 8 tahun, namun kemudian dia sadar bahwa hidup harus dia syukuri, apapun keadaannya. Bisa jadi kita beranggapan untuk bangkit dan berdiri setelah berbaring adalah hal yang sangat mudah, tapi tidak dengan Nick kecil yang harus berlatih untuk berdiri tegak setelah berbaring membutuhkan atau mengulang-ulang lebih dari 100 kali baru berhasil. Seandainya ia putus asa dan mengeluh dengan keadaannya, niscaya kita tidak akan mendapatkan kisah yang menginspiratif ini. Sebagai manusia ia juga hampir saja putus asa, ia beranggapan Tuhan tidak adil, kenapa dirinya diciptakan tanpa kedua tangan dan kaki. Luar biasanya keadaan itu tidak berlangsung lama dan dia menukarnya dengan rasa syukur. Merubah kekrangan menjadi kelebihan, tantangan menjadi peluang bukanlah hal yang mudah bagi kebanyakan orang. Bisa jadi ia cacat secara fisik akan tetapi mentalnya luar biasa.
Kesulitan demi kesulitan yang ia hadapi menjadikan Nick berfikir untuk mandiri dan tidak ingin terlalu menggantungkan diri dengan orang lain. Dan pada akhirnya perlahan namun pasti,dia menjadi seorang motivator hebat yang mendunia, dan berhasil memotivasi jutaan orang di seluruh dunia untuk terus meraih mimpi. Nicholas James Vujicic (lahir 4 Desember 1982) adalah seorang yang cacat fisik dengan keadaan lahir tanpa kedua tangan dan kaki, seiring berjalannya waktu ia menjadi seorang pembicara motivasi dan Direktur organisasi nirlaba Hidup Tanpa Limbs. Lahir tanpa anggota badan karena gangguan Tetra-amelia langka, Vujicic harus hidup dengan kesulitan dan penderitaan sepanjang masa kecilnya.
Kehidupan awal
Anak pertama lahir dari sebuah keluarga Serbia , Nick Vujicic lahir di Brisbane, Australia dengan gangguan Tetra-amelia langka: tanpa kaki, hilang kedua lengan di tingkat bahu, dan tak berkaki tapi dengan dua kaki kecil, salah satu yang memiliki dua jari kaki. Hidupnya penuh dengan kesulitan dan kesulitan. Salah satunya yang dilarang oleh hukum negara bagian Victoria adalah menghadiri sekolah utama atau sekolah favorit karena cacat fisik, meskipun ia tidak mengalami gangguan mental. Ia belajar menulis dengan menggunakan dua jari-jari kaki di kaki kirinya,Dia juga belajar menggunakan komputer dan mengetik menggunakan “tumit dan kaki” metode (seperti diperlihatkan dalam pidatonya), melemparkan bola tenis, main drum pedal, menyisir rambutnya, sikat gigi, menjawab telepon, mencukur dan mendapatkan dirinya segelas air (juga ditunjukkan dalam pidato). Sebuah titik balik penting dalam hidupnya adalah ketika ibunya menunjukkan artikel surat kabar tentang seorang pria yang juga memiliki cacat fisik, dan ini memberikan pelajaran berharga pada dirinya bahwa masih banyak orang yang terlahir cacat di dunia ini dan bukan hanya dirinya.
Kehidupan Karir
Nick lulus dari universitas pada usia 21 dengan dua jurusan Akuntansi dan Keuangan Perencanaan. Ia memulai perjalanannya sebagai seorang pembicara motivasi, yang memfokuskan diri pada remaja agar berani menghadapi kehidupan. Ia berhasil menjadi motivator kelas dunia, keadaannya yang kekurangan memberikan motivasi kepada siapapun untuk bangkit dan melakukan tindakan yang positif. Nick Vujicic mempromosikan karyanya melalui acara televisi seperti The Oprah Winfrey Show dan juga dengan menulis. Buku pertamanya yang berjudul Hidup Tanpa Batas:. Inspirasi untuk ridiculously Good Life (Random House, 2010)
Sahabat Sekolnet, mari kita simak dialog berikut ini :
Kesaksian dan kisah nyata Nick
“Kondisi Tubuh Saya Adalah Karunia”
Suatu saat dalam hidup anda, pasti pernah kecewa pada Tuhan. Pernahkah anda berpikir untuk bunuh diri?
Waktu saya berusia 12 tahun, saya berniat untuk bunuh diri. Saya memang pergi ke sekolah, tapi hidup saya tidak ada di sekolah. Saya melihat diri saya tidak layak lagi untuk hidup… dan saya begitu menyesali keadaan diri saya… Tapi yang saya harapkan saat itu seseorang datang dan berkata semuanya akan baik-baik saja. Masalahnya jika orang mengatakan hal itu, maka saya akan katakan, “Bagaimana bisa, kamu tidak tahu pahitnya hidup dan masa depan saya. Yang membuat saya senang adalah memiliki orang tua dan saudara yang sangat mendukung saya. Saya selalu terbuka dengan mereka tentang hidup dan perjuangan saya.
Apakah anda pernah protes kepada Tuhan?
Tentu saja, khususnya pada saat saya berusia 7 sampai 9 tahun. Semua orang berkata bahwa Tuhan itu Adil. Setiap orang berkata bahwa Tuhan baik selamanya dan untuk selamanya Tuhan baik. Tapi saya tidak bisa mengatakan itu. Saya tidak dapat melihat keadilan Tuhan dalam hidup saya karena rasa sakit dan penderitaan yang saya alami. Saya tidak mengerti kenapa ini bisa terjadi atas diri saya. Rupanya Tuhan tahu kalau saya akan dilahirkan seperti ini dan saya pikir kalau Dia mengasihi saya, seperti kepada yang lainnya, kenapa Dia membiarkan saya dilahirkan seperti ini… dan juga, kalau Dia dapat melakukan segala sesuatu, mengasihi dan memperdulikan saya, lalu mengapa Dia tidak memberikan saya tangan dan kaki secara mujizat?
Untuk beberapa tahun saya marah pada Tuhan, tidak bicara kepadaNya dan tidak mau melakukan apapun untukNya, sebab dalam setiap keadaan membuat saya bertanya dimanakah Tuhan? Apakah Dia itu benar-benar ada? Apakah Dia mendengar doa kita? Pertanyaan-pertanyaan ini yang selalu terlintas dalam benak saya.
Kapan anda bisa menerima diri anda apa adanya?
Waktu saya berusia 8 tahun, saya mengalami depresi yang sangat berat. Dipenuhi oleh kemarahan saya terhadap Tuhan, membuat saya ingin menyerah dari hidup ini. Saya selalu bergantung pada orang lain, bahkan untuk mengambil segelas airpun saya tidak mampu. Jadi daripada saya membebani orang lain, lebih baik saya akhiri saja hidup saya. Saya tidak menemukan arti dan tujuan hidup saya…
Seperti tertulis dalam kitab suci, bahwa Tuhan memiliki harapan dan masa depan untuk kita, tapi saya sama sekali tidak meemukan harapan dan masa depan bagi hidup saya. Jadi seringkali saya tidak mengerti bagaimana saya bisa menikah, berkeluarga, hidup sepeti orang normal dan yang lainnya… dan sekalipun menikah, bagaimana saya bisa memegang tangan istri saya? Hal-hal inilah yang terjadi atas diri saya. Namun perubaan datang saat umur saya 13 tahun.
Tadinya saya berpikir bahwa saya adalah satu-satunya orang di dunia ini yang memiliki ketidakmampuan seperti ini. Lalu ibu saya menunjukkan sebuah koran yang memuat artikel tentang seseorang yang mampu mengatasi ketidakmampuannya sendiri. Dan itu membuka pikiran saya, bahwa mungkin saya bukan satu-satunya orang yang menderita. Saya mulai melihat ini sebagai berkah, dan saya melihat hidup saya bukan setengah kosong melainkan setengah penuh. Saya tidak tahu berapa penuh, tapi saya melihat kekurangan ini sebagai karunia.
Pernahkah anda berpikir untuk menikah?
Tentu saja
Menurut anda, mengapa orang mudah menyerah? Apa harapan anda jika mereka saat ini melihat anda?
Saya di sini bukan untuk memotivasi karena itu bersifat sementara, saya di sini untuk memberikan inspirasi, karena inspirasi itu bersifat kekal. Dan saya ingin orang mengingat saya waktu mereka melalui masa yang sukar. Saya ingin orang melihat hidup saya sebagai contoh dari kasih karunia Tuhan, supaya semua orang tahu bahwa saya memiliki harapan.
Sobat Sekolnet, tentu saja tulisan ini tidak bisa merangkai seluruh relung kehidupan Nick, tapi setidaknya bisa menjadi reperensi sumber inspirasi yang sobat sudah banyak mengkoleksinya. Kehidupan ini akan berubah jadi berkah kalau kita memaknainya dengan berfikir positif (positive thinking). Tuhan sesuai dengan prasangka hambanya, kalau dia mengatakan ” KALAU DIA BISA , SAYA JUGA BISA ” Maka Tuhan akan memberikan kemudahan dan pertolongannya. Semoga memberikan kemanfaatan dan dapat menginspirasi.


http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2011/03/11/inspirasi-yang-membangkitkan/